
Dalam dunia survei dan pemetaan modern, penggunaan teknologi GNSS (Global Navigation Satellite System) semakin luas. Surveyor atau teknisi lapangan yang menggunakan alat GNSS sering menjumpai beberapa istilah penting dalam status posisi yang perlu mereka pahami, yaitu: Fix, Float, Single, DGPS, dan Auto.
Beli Juga : GPS Garmin Montana 700
Alat GNSS menggunakan status ini untuk menunjukkan tingkat akurasi dan metode perhitungan posisi. Berikut penjelasan lengkapnya:
1. Status “Fix” – (Fixed RTK Solution)
Status “Fix” menunjukkan bahwa perangkat GNSS telah berhasil menyelesaikan integer ambiguity pada sinyal carrier phase secara tepat. Artinya alat GNSS menghitung posisi dengan sangat akurat dan stabil.
🔹 Akurasi : ±1–3 cm.
🔹 Metode: RTK (Real-Time Kinematic) dengan koreksi dari base station atau jaringan NTRIP.
🔹Pengguna GNSS menggunakan status ini untuk survei presisi tinggi, pemetaan detail, konstruksi, dan monitoring struktur.
✅ Fix adalah status terbaik dan paling akurat.
2. Status “Float” – (Float RTK Solution)
Status “Float” terjadi ketika perangkat GNSS sudah mendapatkan koreksi diferensial tetapi belum sepenuhnya menyelesaikan integer ambiguity.
🔹 Akurasi: ±20 cm – 1 meter.
🔹 Metode: RTK tapi belum fix
🔹 Pengguna GNSS menggunakan status ini untuk survei awal, estimasi posisi, atau saat sinyal mengalami gangguan.
⚠️ Float adalah fase transisi menuju Fix. Sinyal atau koneksi koreksi yang kurang stabil bisa menyebabkan tetap berada di Float.
3. Status “Single” – (Stand Alone GNSS)
Status Single berarti perangkat GNSS bekerja secara mandiri tanpa menerima koreksi dari sumber luar.
🔹 Akurasi: ±3 – 10 meter
🔹 Metode: Single Point Positioning
🔹 Digunakan untuk: Navigasi kendaraan, pelacakan lokasi umum, pemetaan kasar
⚠️ Tidak cocok untuk survei detail karena akurasi rendah.
4. Status “DGPS” – (Differential GPS)
Status “DGPS” menunjukkan bahwa perangkat menerima koreksi diferensial berbasis kode (code-based correction). Biasanya dari satelit SBAS (WAAS, EGNOS) atau radio base station.
🔹 Akurasi: ±0.5 – 1 meter
🔹 Metode: Koreksi diferensial berbasis kode
🔹 Pengguna GNSS menggunakan status ini untuk pemetaan skala menengah, pertanian presisi, dan pemantauan aset.
✅ Lebih akurat dari Single, tapi masih di bawah RTK.
5. None – (No Position)
Status None berarti perangkat belum dapat menentukan posisi karena sinyal GNSS tidak tersedia atau terlalu lemah, Karakteristik:
🔹 Akurasi: Tidak tersedia
🔹 Sumber koreksi: Tidak ada
🔹 Cocok untuk: — (Perangkat belum siap)
⚠️ Segera periksa koneksi satelit atau lingkungan sekitar jika status ini muncul.
Tabel Perbandingan Status GNSS
Status Akurasi Koreksi Cocok Untuk
Fix ±1–3 cm RTK/NTRIP Survei presisi tinggi
Float ±20 cm – 1 m RTK/NTRIP (lemah) Estimasi, survei awal
DGPS ±0.5 – 1 m Koreksi kode Pertanian, pemetaan menengah
Single ±3 – 10 m Tidak ada Navigasi dan pelacakan umum
None Tidak tersedia Tidak ada Perangkat belum mendapat posisi
Baca Juga : Apa Itu RTCM? Pada GNSS
Kesimpulan
Pengguna perangkat GNSS harus memahami status posisi untuk memastikan akurasi data sesuai dengan kebutuhan pekerjaan di lapangan.Pengguna GNSS biasanya menggunakan status seperti Fix dan Float dalam sistem RTK, sedangkan mereka memilih status Single dan DGPS untuk keperluan navigasi atau pemetaan skala menengah. Status Auto memberikan kemudahan namun tetap perlu dipantau.
📌 Gunakan status Fix untuk pekerjaan yang memerlukan tingkat presisi tinggi.
📌 Pastikan sinyal dan koneksi koreksi optimal untuk menghindari posisi Float atau Single.
Butuh alat GNSS atau konsultasi RTK?
Kami siap membantu Anda di Makassar dan sekitarnya!
📲 Hubungi: 0821-5535-5433
sumber : https://hitargetindonesia.net/
https://indosurta.co.id/